Rabi'ul Awwal 2, 1446 H
Bab II
اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيهِ
"Ya Allah, curahkanlah rahmat takzim, salam sejahtera serta
keberkahan kepadanya”
وَبَعْدُ؛ فَأَقُوْلُ هُوَ سَيِّدُنَا
مُحَمَّدٌ ࣙ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَاسْمُهُ شَيْبَةُ
الْحَمْدِ حُمِدَتْ خِصَالُهُ السَّنِيَّةُ
Setelah itu aku
berkata: “Dia adalah junjungan kita, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdil
Muththalib. Namanya (nama Abdul Muthalib) adalah Syaibatul Hamdi, dan
perilaku-perilakunya yang luhur itu terpuji.
ابْنِ هَاشِمٍ وَاسْمُهُ عَمْرُو بْنُ
عَبْدِ مَنَافٍ وَاسْمُهُ الْمُغِيْرَةُ الَّذِيْ يَنْتَمِي الْاِرْتِقَاءُ
لِعُلْيَاهُ
Ia putra
Hasyim, yang nama sebenarnya (Hasyim) ‘Amr, putra Abdi Manaf, yang nama
sebenarnya (Abd. Manaf) adalah Mughirah, yang keluhuran itu dicitrakan
kepadanya karena kemuliaan nasabnya.
اِبْنِ قُصَيٍّ وَاسْمُهُ مُجَمِّعٌ
سُمِّيَ بِقُصَيٍّ لِتَقَاصِيْهِ فِيْ بِلَادِ قُضَاعَةَ الْقَصِيَّةِ
Ia putra Qushay, yang nama sebenarnya
Mujammi’. Disebut Qushaiy karena jauhnya (ia pergi) ke negeri Qudha‘ah yang
jauh.
إِلَى أَنْ أَعَادَهُ اللهُ تَعَالَى
إِلَى الْحَرَمِ الْمُحْتَرَمِ فَحَمَى حِمَاهُ
Sampai Allah
Ta‘ala mengembalikannya ke tanah haram (suci) dan terhormat , lalu Dia
memeliharanya dengan suatu pemeliharaan yang sesungguhnya.
اِبْنِ كِلَابٍ وَاسْمُهُ حَكِيْمُ
ابْنُ مُرَّةَ بْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ بْنِ غَالِبِ بْنِ فِهْرٍ وَاسْمُهُ
قُرَيْشٌ وَإِلَيْهِ تُنْسَبُ الْبُطُوْنُ الْقُرَشِيَّةُ
Ia (Qushay)
putra Kilab, nama sebenarnya (Kilab) Hakim, putra Murrah, putra Ka‘ab, putra
Luayy, putra Fihr, yang nama sebenarnya (Fihr) Quraisy. Dan kepadanya
dinasabkan semua suku Quraisy
وَمَا فَوْقَهُ كِنَانِيٌّ كَمَا
جَنَحَ إِلَيْهِ الْكَثِيْرُ وَارْتَضَاهُ
Orang yang di
atasnya adalah dari Kabilah Kinanah, sebagaimana pendapat banyak orang.
اِبْنِ مَالِكِ ابْنِ النَّضْرِ بْنِ
كِنَانَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ بْنِ مُدْرِكَةَ بْنِ إِلْيَاسَ وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ
أَهْدَى الْبُدْنَ إِلَى الرِّحَابِ الْحَرَمِيَّةِ
Ia (Fihr)
adalah putra Malik, putra Nadhr, putra Kinanah, putra Khuzaimah, putra
Mudrikah, putra Ilyas. Dan Ilyas ini adalah orang pertama yang mengorbankan
unta ke tanah haram (Baitul Haram).
وَسُمِعَ فِيْ صُلْبِهِ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ اللهَ تَعَالَى وَلَبَّاهُ
Dan di tulang
punggungnya, terdengar Nabi ﷺ menyebut dan memenuhi
panggilan Allah Ta‘ala.
اِبْنِ مُضَرَ بْنِ نِزَارِ بْنِ
مَعَدِّ بْنِ عَدْنَانَ وَهٰذَا سِلْكٌ نَظَّمَتْ فَرَآئِدَهُ بَنَانُ السُّنَّةِ
السَّنِيَّةِ
Ia (Ilyas)
adalah putra Mudhar bin Nizar bin Ma‘ad bin Adnan. Inilah kalung yang
butiran-butiran mutiaranya terangkai oleh sunnah yang tinggi.
وَرَفْعُهُ إِلَى الْخَلِيْلِ
إِبْرَاهِيْمَ أَمْسَكَ عَنْهُ الشَّارِعُ وَأَبَاهُ
Untuk
menyebutkan orang-orang di atasnya (di atas Adnan) sampai kepada Al-Khalil,
Nabi Ibrahim, Syari‘ (yakni Nabi) menahan dan enggan menyebutnya.
وَعَدْنَانُ بِلَا رَيْبٍ عِنْدَ
ذَوِي الْعُلُوْمِ النَّسَبِيَّةْ
Dan Adnan tidak
diragukan lagi, menurut orang-orang yang memiliki ilmu nasab,
إِلَى الذَّبِيْحِ إِسْمَاعِيْلَ
نِسْبَتُهُ وَمُنْتَمَاهُ
nasab (Adnan)
sampai kepada Dzabih (orang yang akan disembelih), yakni Ismail.
فَأَعْظِمْ بِهِ مِنْ عِقْدٍ
تَأَلَّقَتْ كَوَاكِبُهُ الدُّرِّيَّةُ
Alangkah
agungnya nasab itu dari untaian permata yang bintangnya gemerlapan.
وَكَيْفَ لَا وَالسَّيِّدُ
الْأَكْرَمُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسِطَتُهُ الْمُنْتَقَاهُ
Bagaimana
tidak, sedangkan tuan yang paling mulia (Nabi Muhammad ﷺ) adalah pusatnya yang terpilih”.
نَسَبٌ تَحْسَبُ
الْعُلَا بِحَلَاهُ ۞ قَلَّدَتْهَا نُجُوْمَهَا الْجَوْزَاءُ
Itulah nasab yang diyakini
ketinggiannya karena kebersihannya. Bintang Jauza‘ (Aries) telah merangkai
bintang-bintangnya.
حَـبَّذَا
عِقْدُ سُوْدَدٍ وَفَخَـــــارٍ ۞ أَنْتَ فِيْهِ الْيَتِيْمَةُ الْعَصْمَاءُ
Alangkah indahnya untaian
kesempurnaan dan ke-megahan, sedangkan engkau padanya merupakan permata tunggal
yang terpelihara.
وَأَكْرِمْ بِهِ مِنْ نَسَبٍ
طَهَّرَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ سِفَاحِ الْجَاهِلِيَّةِ ۞
أَوْرَدَ الزَّيْنُ الْعِرَاقِيُّ وَارِدَهُ فِيْ مَوْرِدِهِ
الْهَنِيِّ وَرَوَاهُ
Alangkah
mulianya keturunan yang disucikan oleh Allah Ta‘ala dari perzinaan Jahiliyyah.
Zain AlIraqi menuturkan dan meriwayatkannya di dalam karangannya yang bagus.
حَفِظَ
الْإِلـٰهُ كَرَامَــــةً لِمُحَـمَّدٍ ۞ آبَاءَهُ الْأَمْجَادَ صَوْنًا لاِسْمِهِ
Allah
memelihara nenek moyangnya yang mulia (dari perbuatan nista) karena memuliakan
Muhammad, yaitu untuk menjaga namanya.
تَرَكُوا السِّفَاحَ فَلَمْ يُصِبْهُمْ عَارُهُ ۞ مِنْ آدَمٍ وَإِلَى أَبِيْهِ وَأُمِّــهِ
Mereka
meninggalkan perzinaan, maka cacat perzinaan itu tidak menimpa mereka, dari
Adam sampai ayah-ibu beliau.
سَرَاةٌ سَرَى
نُوْرُ النُّبُوَّةِ فِيْ أَسَارِيْرِ غُرَرِهِمُ الْبَهِيَّةِ ۞ وَبَدَرَ
بَدْرُهُ فِيْ جَبِيْنِ جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَابْنِهِ عَبْدِ اللهِ
Mereka adalah
para pemimpin yang cahaya kenabian berjalan di garis-garis dahi mereka yang
cemerlang. Dan jelaslah cahayanya (Nabi Muhammad) di dahi datuknya, Abdul
Muththalib, dan anaknya, Abdullah.
﴿عَطِّرِ اللّٰهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ
صَلَاةٍ وَتَسْلِيْمٍ﴾
“Ya Allah…harumkanlah kubur Baginda yang mulia dengan haruman yang
semerbak berupa sholawat dan salam”
اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيهِ
"Ya Allah, curahkanlah rahmat takzim, salam sejahtera serta
keberkahan kepadanya”
Bab III
وَلَمَّا أَرَادَ اللهُ تَعَالَى
إِبْرَازَ حَقِيْقَتِهِ الْمُحَمَّدِيَّةِ
Ketika Allah
Ta‘ala menghendaki untuk menampakkan hakikatnya yang terpuji,
وَإِظْهَارَهُ جِسْمًا وَرُوْحًا
بِصُوْرَتِهِ وَمَعْنَاهُ
Dan
memunculkannya sebagai jasmani dan ruhani dalam bentuk dan pengertiannya,
نَقَلَهُ إِلَى مَقَرِّهِ مِنْ
صَدَفَةِ آمِنَةَ الزُّهْرِيَّةِ
Dia
memindahkannya ke tempat menetapnya di kandungan Aminah Az-Zuhriyyah,
وَخَصَّهَا الْقَرِيْبُ الْمُجِيْبُ
بِأَنْ تَكُوْنَ أُمًّا لِمُصْطَفَاهُ
Dan Dzat Yang
Maha Dekat dan Maha Bemperkenan meng-khususkannya (Aminah) menjadi ibu makhluk
pilihan-Nya
وَنُوْدِيَ فِي السَّمَوَتِ
وَالْأَرْضِ بِحَمْلِهَا لِأَنْوَارِهِ الذَّاتِيَّةِ
Diserukan di
langit dan di bumi bahwa ia (Aminah) mengandungnya
وَصَبَا كُلُّ صَبٍّ لِهُبُوْبِ
نَسِيْمِ صَبَاهُ
Dan berembuslah
angin sepoi-sepoi basah di pagi hari
وَكُسِيَتِ الْأَرْضُ بَعْدَ طُوْلِ
جَدْبِهَا مِنَ النَّبَاتِ حُلَلًا سُنْدُسِيَّة
Setelah lama gersang, bumi dipakaikan sutra
tebal dari tumbuh-tumbuhan
وَأَيْنَعَتِ الثِّمَارُ وَأَدْنَى
الشَّجَرُ لِلْجَانِي جَنَاهُ
Buah-buah
menjadi masak, dan pohon-pohon mendekati orang yang akan memetiknya
وَنَطَقَتْ بِحَمْلِهِ كُلُّ دَابَّةٍ
لِقُرَيْشٍ بِفِصَاحِ الْأَلْسُنِ الْعَرَبِيَّة
Setiap binatang
suku Quraisy mengucapkan dengan bahasa Arab yang fasih bahwa beliau sedang
dikandung
وَخَرَّتِ الْأَسِرَّةُ
وَالْأَصْنَامُ عَلَى الْوُجُوْهِ وَالْأَفْوَاهَ
Singgasana-singgasana raja dan berhala
menjadi tersungkur pada muka dan mulutnya
وَتَبَاشَرَتْ وُحُوْشُ الْمَشَارِقِ
وَالْمَغَارِبِ وَدَوَابُّهَا الْبَحْرِيَّةُ
Binatang-binatang
liar bumi Timur dan Barat serta binatang laut saling bertemu
وَاحْتَسَتِ الْعَوَالِمُ مِنَ
السُّرُوْرِ كَأْسَ حُمَيَّاهْ
Seluruh alam
merasakan kesenangan
وَبُشِّرَتِ الْجِنُّ بِإِظْلَالِ
زَمَنِهِ وَانْتَهَكَتِ الْكَهَانَةُ وَرَهِبَتِ الرَّهْبَانِيَّة
Jin
memberitakan dekatnya masanya (masa kelahiran beliau), sedangkan juru tenung
menjadi binasa dan para pendeta menjadi takut
وَلَهِجَ بِخَبَرِهِ كُلُّ حِبْرٍ
خَبِيْرٍ وَفِيْ حُلَا حُسْنِهِ تَاه
Setiap orang
pandai dan waspada, membicarakan beritanya dan himpunan kebaikannya yang
membingungkan (alam).
وَأُتِيَتْ أُمُّهُ فِي الْمَنَامِ
فَقِيْلَ لَهَا إِنَّكِ قَدْ حَمَلْتِ بِسَيِّدِ الْعَالَمِيْنَ وَخَيْرِ
الْبَرِيَّة
Ibunya di dalam
tidur (mimpi) didatangi dan dikatakan kepadanya, “Sesungguhnya kamu
mengandung pemimpin seluruh alam dan sebaik-baik manusia”
وَسَمِّيْهِ إِذَا وَضَعْتِهِ
مُحَمَّدًا لِأَنَّهُ سَتُحْمَدُ عُقْبَاهُ
Apabila kamu melahirkannya, namailah
ia Muhammad (artinya orang yang terpuji), karena ia akan dipuji.”
﴿عَطِّرِ اللّٰهُمَّ
قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْمٍ﴾
“Ya Allah…harumkanlah kubur Baginda yang mulia dengan haruman yang
semerbak berupa sholawat dan salam”
اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيهِ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar