1 Ramadhan 1446 H
Ahlan wa Sahlan wa Marhaban Ya Ramadhan...
Sejak bulan Rajab kita telah merindukan kehadiran bulan Ramadhan sebagaimana doa yang kita panjatkan :
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلَّغْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ
"Ya Allah, limpahkan kepada kami di bulan Rajab dan Syawal dan pertemukan kami dengan bulan Ramadhan"
Tentu kerinduan kita kepada bulan Ramadhan semata-mata ingin mendulang secara kualitas dan kuantitas ibadah kita kepada Allah. Dan sebagaiman kita ketahui bahwa bulan Ramadhan adalah bulan diwajibkan puasa kepada ummat Islam sebagaimana diisyaratkan dalam QS. Al Baqarah:183. Bahkan kewajiban puasa, Allah tetapkan pula kepada umat-umat terdahulu sebelum Islam. Maka bisa dipahamai bahwa kewajiban puasa merupakan kewajiban bagi umat manusia sepanjang masa. Syaikh Abdullan Siarajuddin Al Husaini menyebutkan bahwa kewajiban puasa ini sejalan dan seiring dengan maslahat yang fundamental yang kembali kepada manusia itu sendiri.
Di antara hadits yang menjelaskan akan kewajiban puasa kepada umat-umat terdahulu adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidizi Rasulullah SAW menjelaskan bahwa 5 perintah Allah SWT kepada nabi Yahya AS bin nabi Zakaria AS, yaitu :
1. beribadah kepada Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya
2. mendirikan sholat karena Allah sedang menghadapkan wajah-Nya ketika hamba-Nya sedang sholat
3. melaksanakan puasa yang diperumpamakan seperti orang yang tengah membawa sekantong minyak wangi dan aroma wanginya menyerbak dan dirasakan oleh orang sekelilingnya
4. bersedekah yang diperumpamakan dapat menyelematkan seorang tawanan yang siap dieksekusi mati
5. berdzikir (ingat kepada Allah) yang diserupakan dengan benteng yang kokoh tempat belindung bagi seseorang dari kejaran musuh. Dan benteng yang kokoh bagi seseorang dari kejaran syetan adalah dzikir (ingat kepada Allah).
Pada perintah yang ketiga kepada nabi Yahya AS tertuang kewajiban melaksanakan ibadah puasa. Nabi Yahya AS hidup pada masa abad ke-1 sebelum masehi atau 1.200 tahun sebelum diutusnya nabi Muhammad SAW atau 600 tahun sebelum masanya nabi Isa AS.
Kewajiban puasa kepada umat terdahulu tidak berarti sama durasi dan lamanya puasa yang dilakukan. Sebagaimana pada masa awal Islam, ibnu Katsir mengatakan permulaan puasa diawali dengan puasa 3 hari setiap bulannya. Nabi Nuh AS diwajibkkan berpuasa selama 1 tahun karena kondisi fisiknya yang memungkinkan untuk berpuasa sedemikian lamanya.
Imam Qurtubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa orang Nasrani-pun pada awalnya mempunyai kewajiban puasa sebulan. Lalu, salah seorang dari mereka jatuh sakit. Mereka berkata, 'Jika Allah menyembuhkannya, kita akan menambah (puasa) sepuluh hari.' Kemudian, ada orang lain yang makan daging, lalu mulutnya sakit. Mereka berkata, 'Jika Allah menyembuhkannya, kita akan menambah (puasa) tujuh hari.' Lalu, ada raja lain yang berkata, 'Kita akan menyempurnakan puasa tujuh hari ini dan menjadikan puasa kita pada bulan Rabī'.' Jadi, puasa mereka menjadi lima puluh hari."
Berikut beberapa contoh lamanya puasa yang dilakukan oleh para nabi dan umat terdahulu:
Nabi Adam AS : Berpuasa selama tiga hari tiap bulan sepanjang tahun atau berpuasa setiap tanggal 10 Muharam.
Nabi Nuh AS : Berpuasa selama satu tahun penuh kecuali dua hari raya.
Nabi Musa AS : Berpuasa selama 40 hari.
Nabi Daud AS : Berpuasa satu hari dan berbuka satu hari.
Umat Mesir Kuno : Berpuasa selama tujuh hari sampai enam minggu setiap tahunnya.
Umat Yahudi : Berpuasa selama beberapa minggu berturut-turut setiap tahunnya.
Umat Nasrani : Berpuasa pada hari-hari tertentu di setiap tahunnya dengan cara-cara tertentu.
Lebih jauh Prof. DR. Qurasih Shihab dalam tafsirnya pun menjelaskan bahwa orang Mesir kuno — sebelum mereka mengenal agama samawi — telah mengenal puasa. Dan mereka praktek puasa beralih kepada orang-orang Yunani dan Romawi. Puasa juga dikenal dalam agama-agama penyembah bintang. Agama Budha,Yahudi dan Kristen demikian juga. Ibn an-Nadim dalam bukunya al-Fharasat-nya. menyebutkan bahwa agama para penyembah bintang berpuasa tiga puluh hari setahun, ada pula puasa sunnah sebanyak 16 hari dan juga ada yang 27 hari. Puasa mereka sebagai penghormatan kepada bulan, juga kepada bintang Mars yang mereka percaya sebagai bintang nasib, dan juga kepada matahari. Dalam ajaran Budha pun dikenal puasa, sejak terbit sampai terbenamnya matahari. Mereka melakukan puasa empat hari dalam sebulan. Mereka menamainya uposatha, pada hari-hari pertama kesembilan, kelima belas dan kedua puluh. Orang Yahudi mengenal puasa selama empat puluh hari, bahkan dikenal beberapa macam puasa yang dianjurkan bagi penganut- penganut agama ini, khususnya untuk mengenang para nabi atau peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah mereka.
Agama Kristen juga demikian. Walaupun dalam kitab Perjanjian Baru tidak ada isyarat tentang kewajiban puasa, dalam praktek keberagamaan mereka dikenal aneka ragam puasa yang ditetapkan oleh pemuka-pemuka agama.
Wallahu A'lam