Senin, 23 September 2024

Kasidah Burdah (3)

 Rabi'ul Awwal 19, 2024


Bab III: Pujian kepada Sang Raja para Rasul

الفصل الثالث: في مدح سيد المرسلين ﷺ

 

ظَلَمْتُ سُنَّةَ مَنْ أَحْيَا الظَّلَامَ إِلَى ۞ أَنِ اشْتَكَتْ قَدَمَاهُ الضُّرَّ مِنْ وَرَمِ

Kutinggalkan sunnah Nabi, yang selalu beribadah menghidupkan gulita malam.

Hingga telapak kaki sakit, membengkak karena ibadah malam

 

وَشَدَّ مِنْ سَغَبٍ أَحْشَــاءَهُ وَطَوَى ۞ تَحْتَ الْحِجَارَةِ كَشْحًا مُتْرَفَ الْأَدَمِ

Nabi yang begitu hebat, menahan nafsu dan lapar.

Mengikatkan batu halus pada perut, karena begitu zuhud kedunyaan

 

وَرَاوَدَتْهُ الْجِبَــــالُ الشُّمُّ مِنْ ذَهَبٍ ۞ عَنْ نَفْسِهِ فَأَرَاهَا أَيَّمَا شَمَمِ

Nabi yang ditawarkan gunung emas menjulang tinggi.

Namun beliau tolak, dengan bangga perasaan hati

 

وَأَكَّدَتْ زُهْـــدَهُ فِيْهَــــا ضَرُوْرَتُـــهُ ۞ إِنَّ الضَّرُوْرَةَ لَا تَعْدُوْ عَلَى الْعِصَمِ

Sungguh menambah kezuhudan Nabi, butuh harta namun tidak menerimanya.

Meskipun ketika butuh harta, tidaklah merusak nilai kesuciannya

 

فَكَيْفَ تَدْعُوْا إِلَى الدُّنْيَا ضَرُوْرَةُ مَنْ ۞ لَوْلَاهُ لَمْ تُخْرَجِ الدُّنْيَا مِنَ الْعَدَمِ

Bagaimana mungkin nabi nan mulia tertarik kepada kemilau harta dunia.

Andaisaja tanpa Nabi Muhammad , dunia takkan pernah ada

 

مُحَمَّــدٌ سَيِّدُ الْكَوْنَيْنِ وَالثَّـــقَلَيْـــ ۞ ــنِ وَالْفَرِيقَيْنِ مِنْ عُرْبٍ وَمِنْ عَجَمِ

Dialah Nabi Muhammad , sang penghulu seorang pemimpin baik di dunia dan akhirat. Juga pemimpin jin dan manusia, baik bangsa Arab ataupun ajam

 

نَبِيُّنَا الْآمِرُ النَّــــاهِيْ فَلَا أَحَــــدٌ ۞ أَبَرَّ فِيْ قَوْلِ لَا مِنْهُ وَلَا نَعَمِ

Yaitu nabi kita Rasulullah Muhammad , sang penganjur kebaikan dan pencegah kemungkaran. Tak seorang pun lebih baik daripada Rasulullah , dalam berkata jangan engkau lakukan dan ini sangat baik kaukerjakan

 

هُوَ الْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ ۞ لِكُلّ هَوْلٍ مِنَ الْأَهْوَالِ مُقْتَحِمِ

Beliau kekasih Allah ta’ala, yang diharapkan oleh semua insan syafa’atnya.

Dari tiap perkara yang menakutkan yang datang mencekam

 

دَعَا إِلَى اللهِ فَالْمُسْتَمْسِكُونَ بِهِ ۞ مُسْتَمْسِكُوْنَ بِحَبْلٍ غَيْرِ مُنْفَصِمِ

Beliau mengajak menuju keridhaan Allah ta’ala, orang yang berpegang teguh padanya. Berarti ia berpegang pada tali tali yang pasti takkan putus

 

فَاقَ النَّبِيِّيْنَ فِي خَلْقٍ وَّفِيْ خُــلُقٍ ۞ وَلَمْ يُدَانُـوْهُ فِيْ عِلْمٍ وَلَا كَرَمِ

Beliau melampaui para nabi terdahulu baik ketampanan ataupun akhlak budi pekerti. Mereka para nabi terdahulu takkan menyamai Rasulullah , baik dalam ilmu atau kemulian-Nya

 

وَكُلُّـهُــمْ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ مُلْتَمِسٌ ۞ غَرْفًا مِنَ الْبَحْرِ أَوْ رَشْفًا مِنَ الدِّيَمِ

Semua para nabi terdahulu memohon dari diri Rasulullah .

Seciduk lautan ilmunya dan setetes hujan kesantunannya

 

وَوَاقِفُوْنَ لَدَيْـــهِ عِنْدَ حَـــدِّهِمُ ۞ مِنْ نُقْطَةِ الْعِلْمِ أَوْ مِنْ شَكْلَةِ الْحِكَمِ

Berdirilah mereka para nabi di sisi Rasulullah pada puncak mereka,

mengharap setitik ilmu dan sebaris tanda bunyi huruf dalam hikmah

 

فَهْوَ الَّذِيْ تَمَّ مَعْنَاهُ وَصُـوْرَتُهُ ۞ ثُمَّ اصْطَفَاهُ حَبِيْبًا بَــارِئُ النَّسَمِ

Dialah nabi yang sempurna baik batin atau lahirnya.

Kemudian Rasulullah , terpilih sebagai kekasih Allah ta’ala, pencipta manusia

 

مُنَزَّهٌ عَنْ شَرِيْكٍ فِيْ مَحَـــاسِنِهِ ۞ فَجَوْهَرُ الْحُسْنِ فِيِهِ غَيْرُ مُنْقَسِمِ

Dia sang nabi yang suci dari persamaan dalam segala kebaikan.

Inti kebaikan pada diri nabi tak mungkin terbagi

 

دَعْ مَا ادَّعَتْهُ النَّصَارَى فِي نَبِيّهِمُ ۞ وَاحْكُمْ بِمَا شِئْتَ مَدْحًا فِيْهِ وَاحْتَكِمِ

Tinggalkan tuduhan kaum nasrani, tuduhan yang dilontarkan kepada nabi-nabi mereka.

Tetapkanlah untaian pujian kepada nabi pujian apa pun yang engkau suka

 

وَانْسُبْ إِلَى ذَاتِهِ مَا شِئْتَ مِنْ شَرَفٍ ۞ وَانْسُبْ إِلَى قَدْرِهِ مَا شِئْتَ مِنْ عِظَمِ

Nisbahkan kepada dzat nabi segala kemulian yang engkau kehendaki.

Nisbahkan kepada martabat nabi segala keagungan yang engkau kehendaki

 

فَإِنَّ فَضْلَ رَسُـوْلِ اللهِ لَيْسَ لَهُ ۞ حَدٌّ فَيُعْرِبَ عَنْهُ نَـــاطِقٌ بِفَـــمِ

Karena keutamaan Rasulallah tiada tepi batasnya,

sehingga mengurai mudah terasa, bagi lisan yang berkata

 

لَوْ نَاسَبَتْ قَدْرَهُ اٰيَـــاتُهُ عِظَمًــا ۞ أَحْيَا اسْمُهُ حِيْنَ يُدْعَىٰ دَارِسَ الرِّمَمِ

Andai saja keagungan mukjizat Rasulullah sama dengan ketinggian derajatnya,

maka dengan sebutan namanya dapat hidupkan orang yang telah hancur tulangnya

لَمْ يَمْتَحِنَّا بِمَا تَعْيَا الْعُقُـوْلُ بِـــهِ ۞ حِرْصًا عَلَيْنَا فَلَمْ نَرْتَـبْ وَلَمْ نَهِمِ

Nabi tidaklah menguji kita dengan apa yang tak terjangkau akal manusia,

karena sangat cintanya kita peroleh cahaya hingga tiada ragu bimbang pada apa yang ia bawa

 

أَعْيَا الوَرَى فَهْمُ مَعْنَاهُ فَلَيْسَ يُرَى ۞ فِي الْقُرْبِ وَالْبُعْدِ فِيْـــهِ غَيْرُ مُنْفَحِمِ

Seluruh makhluk rapuh, tiada mampu memahami rahasia hakikat kenabian, takkan melihat dari dekat atau jauh kecuali lemah tak berdaya berdiam diri

 

كَالشَّمْسِ تَظْهَرُ لِلْعَيْنَيْنِ مِنْ بُعُدٍ ۞ صَغِيْرةً وَتُكِلُّ الطَّرْفَ مِنْ أَمَمِ

Kenabian Rasulullah, bagaikan matahari dari jauh tampak kecil pada kedua mata.

Padahal mata tiada akan mampu bila berdekatan dengannya

 

وَكَيْفَ يُدْرِكُ فِي الدُّنْيَا حَقِيقَتَـــهُ ۞ قَوْمٌ نِيَامٌ تَسَلَّوْا عَنْهُ بِالْحُلُمِ

Bagaimana diketahui hakikat Nabi semasa dalam dunia,

sedangkan mereka lega jumpa Nabi walau dalam sekilas mimpi

 

فَمَبْــــلَغُ الْعِـــــلْمِ فِيْـــهِ أَنَّــــهُ بَشَرٌ ۞ وَأَنَّهُ خَيْرُ خَلْقِ اللهِ كُلِّهِمِ

Puncak pengetahuan tentang Rasulullah, bahwa sesungguhanya beliau adalah manusia.

Dan sesungguhnya beliau sebaik-baik makhluk Allah, semua tanpa terkecuali

 

وَكُلُّ اٰيٍ أَتَى الرُّسْلُ الْكِرَامُ بِهَا ۞ فَإِنَّمَا اتَّصَلَتْ مِنْ نُـوْرِهِ بِهِمِ

Semua ayat, mukjizat yang datang tiba dibawa para rasul mulia. Hanyalah pancaran nur Rasulullah , yaitu nur yang melekat pada para rasul

 

فَإِنَّهُ شَمْسُ فَضْلٍ هُمْ كَوَاكِبُـهَا ۞ يُظْهِرْنَ أَنْوَارَهَا لِلنَّـاسِ فِيْ الظُّلَمِ

Maka sesungguhnya Rasulullah bagaikan mentari dalam keutamaan, sedangkan para nabi bagaikan bintang-bintang-nya.

Bintang pantulkan sinar sang surya kepada manusia dalam suasana gelap gulita

 

أَكْرِمْ بِخَـــــلْقِ نَبِيٍّ زَانَـــهُ خُــلُقٌ ۞ بِالْحُسْنِ مُشْتَمِلٍ بِالْبِشْرِ مُتَّسِمِ

Alangkah mulia budipekerti Rasulullah, yang menghiasi kesempurnaan keanggunan-nya. Keindahan yang dimiliki paras wajahnya tampak berseri

 

كَالزَّهْرِ فِيْ تَرَفٍ وَالبَدْرِ فِي شَرَفٍ ۞ وَالبَحْرِ فِيْ كَرَمٍ وَالدَّهْرِ فِي هِمَمِ

Keanggunannya laksana bunga, dan kemuliaannya bagaikan purnama.

Kedermawanannya laksana samudera, cita-citanya bagai perjalanan masa

 

كَأَنَّــــهُ وَهْوَ فَـــــــرْدٌ مِنْ جَــــلَالَتِـــهِ ۞ فِي عَسْكَرٍ حِيْنَ تَلْقَــاهُ وَفِيْ حَشَمِ

Seakan-akan Rasulullah nabi yang berbeda dari nabi-nabi lainnya dari keagungannya.

Di antara para pasukan dan pelayan kala engkau jumpa karena dampak keagungannya

 

كَأَنَّمَا اللُّؤْلُؤُ الْمَكْنُـوْنُ فِيْ صَدَفٍ ۞ مِنْ مَّعْدِنَيْ مَنْطِقٍ مِنْهُ وَمُبْتَسَمِ

Rasulullah bagaikan mutiara yang tersimpan dalam kerangnya.

Dikeluarkan dari dua pemikat yaitu ucapan dan senyumnya

 

لَا طِيْبَ يَعْدِلُ تُرْبًا ضَمَّ أَعْظُمَــهُ ۞ طُوبَ لِمُنْتَشِقٍ مِنْهُ وَمُلْتَثِمِ

Tiada keharuman melebihi tanah buana, tanah yang mengubur jasadnya.

Betapa bahagia orang yang mencium dan mengecupnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEYAKINAN

13 Ramadhan 1446 H   Pada Kisah yang ke-25 dalam kitab  An Nawadir  Imam Qalyubi mengisahkan bahwa ada sekawanan penjahat yang tengah me...