8 Ramadhan 1446 H
Kisah para
sahabat dan salafus shooleh dalam membaca al qur’an memberikan gambaran bahwa
mereka bukan sekedar membaca tetapi berinteraksi yaitu membangun proses
komunikasi dan informasi. Ini menjadi bukti bahwa al Qur’an betul-betul
dijadikan pedoman hidup dan kehidupan mereka. Maka sudah sepatutnya sebagai
umat Islam, kita perlu berupaya menjadikan al Qur’an sebagai dasar dan pedoman
hidup kita dan paling dasarnya kita memulai untuk selalu membaca kitab suci al
Qur’an.
Syekhul Islam
Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi dalam kitabnya, Riyädhus-Shälihȉn,
membuat bab khusus tentang Keutamaan Membaca Al-Qur'an, di antaranya:
Pertama, Al-Qur’an akan menjadi syafaat atau penolong di hari kiamat untuk
para pembacanya.
عن أَبي أُمامَةَ رضي اللَّه عنهُ قال
: سمِعتُ رسولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقولُ : اقْرَؤُا القُرْآنَ
فإِنَّهُ يَأْتي يَوْم القيامةِ شَفِيعاً لأصْحابِهِ )رواه مسلم(
Dari Abu Amamah
ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena
sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR.
Muslim);
Kedua, orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an merupakan
sebaik-baik manusia.
عن عثمانَ بن عفانَ رضيَ اللَّه عنهُ
قال : قالَ رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : خَيركُم مَنْ تَعَلَّمَ
القُرْآنَ وَعلَّمهُ )رواه البخاري(
Dari Usman bin
Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari
al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi);
Ketiga, untuk orang-orang yang mahir membaca Al-Qur’an, maka kelak ia
akan bersama para malaikat-Nya;
عن عائشة رضي اللَّه عنها قالتْ : قال
رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : الَّذِي يَقرَأُ القُرْآنَ وَهُو
ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكرَامِ البررَةِ )متفقٌ عليه .(
Dari Aisyah ra,
berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia
mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat
kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim);
Keempat, untuk mereka yang belum lancar dalam membaca dan mengkhatamkan
Al-Qur’an, tidak boleh bersedih, sebab Allah tetap berikan dua pahala.
وَاٌلَذِي يَقُراٌ القُرانَ
وَيَتَتَعتَعُ فِيه وَهُوَ عَلَيهِ شَاقٌ لَه اَجَران )متفقٌ عليه(
Rasulullah
bersabda, “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi
berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari
Muslim);
Kelima, Allah memberikan ganjaran pahala yang berlipat atas setiap hutup
yang dibaca. Rasulullah SAW mengatakan :
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنَ الْقُرْآنِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَإِنْ
قَرَأَ الْقُرْآنَ مِنْ أَوَّلِهِ إِلَى آخِرِهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَاتٌ كَثِيرَةٌ
وَأَنَا لَا أَقُولُ أَلِفْ لَامْ مِيمْ حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفُ حَرْفٌ وَلَامٌ
حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
"Barangsiapa
membaca satu huruf dari Al-Quran, maka baginya akan mendapatkan satu kebaikan.
Dan jika dia membaca Al-Quran dari awal hingga akhir, maka baginya akan
mendapatkan banyak kebaikan. Dan aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim adalah
satu huruf, tetapi Alif adalah satu huruf, Lam adalah satu huruf, dan Mim
adalah satu huruf." (HR. Tirmidzi, no. 2910; Ibnu Majah, no. 3772; dan
Ahmad, 2/337)
Dan menurut
imam Syafi’i jumlah huruf dalam Al-Quran adalah sekitar 1.027.000 huruf. Maka
bila seseorang mengkhatamkan bacaan al Qur’an setidaknya membaca 1 juta huruf
lebih yang menjadi pahala ibadahnya. Dan setiap kebaikan akan dilipatgandakan
10 kali lipat.
Keenam, Al-Qur’an dapat meningkatkan derajat kita di mata Allah.
عن عمرَ بن الخطابِ رضي اللَّه عنهُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : إِنَّ اللَّه يرفَعُ بِهذَا
الكتاب أَقواماً ويضَعُ بِهِ آخَرين. )رَوَاهُ مُسْلِمُ(
Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw.
bersabda,: “Sesungguhnya Allah SWT. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan
kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang
lain.” (HR. Muslim);
Dalam literatur hadis lain, ketujuh, menurunkan
ketenangan, rahmat dan memuji suatu kaum yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an,
serta malaikat akan melingkarinya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله : وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ
بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إلاَّ
نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ
الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ )رَوَاهُ مُسْلِمُ.(
Dari Abu
Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah suatu kaum
berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), untuk membaca
Al-Qur’an dan mempelajarinya, kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan,
dan mereka dilingkupi rahmat Allah, para malaikat akan mengelilingi mereka dan
Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-Nya yang berada
didekat-Nya (para malaikat).” (HR. Muslim)
Selain itu,
mengkhatamkan Al-Qur’an adalah amal yang paling dicintai Allah. Dalam hadis
riwayat Imam Tirmidzi dijelaskan:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ
رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ :
الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ - قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي
يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ .(رواه
الترمذي : 2872 – سنن الترمذي - بَاب مَا جَاءَ أَنَّ الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى
سَبْعَةِ أَحْرُفٍ – الجزء : 10 – صفحة : 202)
Dari Ibnu Abbas
ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw.,
“Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab,
“Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal,
wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal
hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR.
Tirmidzi:2872)
Sudah sepatutnya, di bulan turunnya kitab suci al Qur'an, kita jadikan momentum untuk lebih intens bersama al Qur'an. Ada target dan capaian, minimal dalam membaca al Qur'an khatam minimal sekali dan lebih. Kita upayakan untuk tidak membaca al Qur'an di waktu luang, tetapi luangkan waktu untuk membaca al Qur'an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar