Sahabat…
Adakah di antara kita yang bisa hidup sendirian tanpa
membutuhkan bantuan yang lain ?
Rasanya tidak mungkin, karena memang
manusia adalah makhluk sosial yang saling bergantung antara satu dengan
lainnya. Maka agama islam yang turun kepada umat manusia menjelma sebagai
rahmatan lil ‘alaimin menunjukkan bahwasannya agama islam tidak hanya ingin
membangun kesalehan personal ummat Islam tetapi juga kesalehan sosial. Termasuk
aktifitas ibadah-pun, semisal puasa, yang lepas kesalehan sosial. Karena itu ibadah
puasa tidak hanya berdimensi vertical (hablum minallah) tetapi juga
memlikidimensi horisontl (hablum minannas).
Derajat taqwa yang menjadi tujuan utama
puasa (QS. Al Baqarah/2 : 183) memiliki konsekuensi soaial, di antaranya :
Pertama, Social Solidarity. sebagai orang yang
ingin mencapai derajat takwa, maka mau tidak mau orang yang berpuasa harus
menginfakkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit.Jika kita mengamati
fenomena puasa dari tahun ke tahun, kita akan sadar bahwa saat ini gerakan
memberikan takjil gratis semakin membudaya di masyarakat bahkan beberapa tahun
yang lalu ada aktifitas anak-anak remaja yang mereka sebut sahur on the
road, kegiatan membagi makanan sahur
Kedua, Self Control. sebagai orang yang ingin
mencapai derajat takwa, maka suka tidak suka orang yang berpuasa harus bisa
menahan amarahnya. Tantangan terberat bagi orang yang berpuasa sebenarnya
bukanlah menahan lapar dan dahaga, melainkan mengendalikan emosinya. Orang-orang
yang berpuasa menyadari bahwa puasanya tidak akan bernilai apa-apa jika ia
mengumbar emosinya.
Ketiga,Social Care, sebagai orang yang ingin
mencapai derajat takwa, maka mereka berupaya menghindari dari segala bentuk
perbuatan yang dapat merugikan orang lain.
Keempat Respect sebagai
orang yang ingin mencapai derajat takwa, maka harus dapat meningkatkan
penghormatan terhadap sesama dalam bentuk bisa memaafkan kesalahan orang lain. Ini adalah konsekuensi yang
paling logis dari pengendalian emosi. Ketika amarah dilarang diekspresikan maka
memaafkan menjadi jalan keluar yang paling sehat. Karena menyimpannya sebagai
dendam hanya akan menimbulkan gangguan fisik dan psikologis. Sebaliknya dengan
memaafkan akan menurunkan strees dan menumbuhkan empati. Dan, pemaafan selama sebulan
puasa dipertegas lagi dengan tradisi bermaaf-maafan ketika Idul Fitri.
Waalahu A’lam
Jakarta,
11 Ramadhan 1445 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar