Rabu, 20 Maret 2024

KEBAHAGIAAN ORANG BERPUASA

Sahabat..

Bagaimana perasaan kita ketika ada larangan dalaam waktu tertentu pada sesuatu yang kita sukai lalu larangan itu dicabut ? Tentu kita bahagia dan senang.

Begitu pula dengan puasa ketika diharamkan bagi kita makan dan minum di siang hari lalu dibolehkan saat matahari terbenam maka tampak kebahagian yang terlihat pada orang-orang yang berbuka puasa. Bahkan menyegarakan berbuka puasa merupakan bagian dari kepatuhan (Sunnah) kepada agamanya dan tentu saja berpahala.

Imam Ibnu Rajab mengatakan :

 وَإِنْ نَوَى بِأَكْلِهِ وَشَرَبِهَ تَقْوِيَةَ بَدَنِهِ عَلَى القِيَامِ وَالصِّيَامِ كَانَ مُثَابًا عَلَى ذَلِكَ، كَمَا أَنهُ إَذَا نَوَى بِنَوْمِهِ فِي الَليْلِ وَالنّهَارِ التَّقْوَي عَلَى العَمَلِ كَانَ نَوْمُهُ عِبَادَةً

Jika seseorang makan dan minum saat berpuka dengan niat utuk menguatkan kembali fisiknya dalam beribadah maka mendapatkan ganjaran sebagaiman orang yang mau tidur baik di malam atau siang hari semata-mata untuk menyegarkan kembali tubuhnya saat bekerja maka tidurnya termasuk ibadah.

Orang yang senang saat berbuka puasa maka termasuk sebagaimana diisyaratkan QS. Yunus/10 : 58 yaitu dianjurkan bergembira atas karunia dan rahmat Allah SWT, tetapi disyaratkan saat buka puasa dengan makanan dan minuman yang halal

Sementara kebahagiaan saat bertemu Allah SWT, karena orang yang berpuasa mendapati ganjaran puasanya tersimpan dengn baik dan melebihi ekspektasi dan harapannya sebagaimana diisyartkan Allah SWT dalam QS. Al Muzzammil/73 : 20, QS Ali Imran/3 : 30 dan Qs. Az Zalzalah/99 : 7)

Bagaimana tidak bahagia, karena orang-orang yang berpuasa  di surga dijamu dengan hidangan yang belum pernah dilihat oleh mata siapapun dan tidak pernah didengar sebelumnya oleh telinga siapapun. Artinya hidangan ini  tersaji spesial dan khusus bagi orang-orang yang berpuasa. Imam Anas bin Malik meriwayatkan sebuah hadits yang menyatakan demikian :

اِنَّ لِلّهِ  مَائِدَةً لَمْ تَرَ مِثْلَهَا عَيْنٌ وَلَمْ تَسْمَعْ أُذُنٌ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ  بَشَرٍ لَا يَقْعُدُ عَلَيْهَا اِلَّا الصَّائِمُوْنَ

Artinya : “Sesungguhnya Allaah memiliki hidangan yang sebelumnya pernah dilihat oleh pandangan siapapun, tidak terdengan oleh pendengaran bahkan tidak terlintas pada benak pikiran seseorang. Tidak duduk di hadapan santapan itu kecuali orang-orang yang berpuasa.”

 Bahkan bagaimana tidak bahagia saat yang lain masih mengantri dihisab orang-orang berpuasa itu sudah duduk menyantap dan menikmati hidangan yang tersaji. Sampai mereka bertanya kepada Allah : “ Ya Rabb…kami masih dihisab sementra mereka penuh nikmat menyantap makanan ?” Maka dijawab oleh Allah : “sepanjang mereka berpuasa, kalian tidak berpuasa dan sementara mereka bangun malam kalian tertidur pulas.” Demikian sebagian riwayat yang dinukil Imam Ibnu rajab dalam kitabnya Latha’iful Ma’arif.

 Wallahu A’lam

Jakarta, 9 Ramadhan 1445 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEYAKINAN

13 Ramadhan 1446 H   Pada Kisah yang ke-25 dalam kitab  An Nawadir  Imam Qalyubi mengisahkan bahwa ada sekawanan penjahat yang tengah me...