Sabtu, 23 Maret 2024

LEVEL PUASA (2)

 

Sahabat…

Kita kita lanjutkan kriteria puasa istimewa

Ketiga, menahan telinga untuk mendengarkan sesuatu yang tidak disukai (makruh), karena sesuatu yang haram diucapkan itu juga haram untuk didengar. Karena itu Allah menyamakan posisi dosa orang yang mendengarkan sesuatu yang makruh dengan orang yang memakan makanan yang diharamkan. Allah berfirman dalam QS. Al Maidah/5: 4, bahkan di tempat lain Ia juga berfirman : Allah mengecam para ulama dan pendeta Yahudi yang saat itu tidak melarang dan membiarkan kebohongan merajalela. (QS. Al Maidah/5 : 63). Dan lebih dipertegas lagi bahwa diam sambil mendengarkan dan membiarkan gunjingan (ghibah) itu merebak juga haram.

انَّكُمْ اِذًا مِثْلُهُمْ

Artinya : “Jika demikian, Anda juga sama dengan mereka …” (QS. An Nisa/4: 140).

Sebab itu Rasul bersabda:

الْمُغْتَابُ وَ الْمُسْتَمِعُ شَارِكَانِ فِى الْاِثْمِ

Artinya : “Orang yang menggunjing dan yang mendengarkan sama-sama berdosa”.

Keempat, menahan semua anggota badan dari perbuatan dosa, dengan cara menahan tangan dan kaki untuk melangkah ke sesuatu yang dibenci Allah, serta menahan perut dari makanan syubhat (tidak jelas halal haramnya) ketika berbuka. Puasa tidak ada artinya jika pada siang hari ia mengekang diri dari makanan yang halal, tetapi ia berbuka dengan makanan yang haram. Orang yang berpuasa seperti itu, ibarat orang yang membangun sebuah istana yang megah kemudian ia menghancurkan kota tempat istana itu berada. Makanan yang halal itu bisa membahayakan jika dikonsumsi secara berlebihan. Jadi, keharamannya bukan karena jenis makanannya tetapi karena berlebihannya itu. Sedang tujuan puasa adalah untuk meminimalkan konsumsi makanan yang halal. Obat yang secara fungsional bisa menyembuhkan, tetapi jika dikonsumsi berlebihan akan menjadi racun. Tak ubahnya seperti seseorang yang tidak mau mengkonsumsi obat secara berlebihan kemudian ia beralih memilih racun. Racun tak ubahnya sepereti racun yang membahayakan kehidupan manusia, sedang makanan halal jika dikonsumsi sesuai kebutuhan akan menjadi obat. Rasullah bersabda:

كَمْ  مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صَوْمِهِ اِلَّا الْجُوْعِ وَ اْلعَطَشِ

 Artinya :“Betapa banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan lapar dan haus”. (HR. al-Nasai dan Ibnu Majah)

Wallahu A'lam

Jakarta, 13 Ramadhan 1445 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEYAKINAN

13 Ramadhan 1446 H   Pada Kisah yang ke-25 dalam kitab  An Nawadir  Imam Qalyubi mengisahkan bahwa ada sekawanan penjahat yang tengah me...