Jumat, 05 April 2024

HARTA DAN FITNAH

Sahabat...

Apa yang kekal di alm dunia ini? 

Sejatinya kehidupan dunia bukanlah kehidupan yang abadi. Kita yang secara nyata sebagai penghuni dunia hakekatnya sedang melakukan perjalanan, melewati titian dari satu titik kesementaraan kepada titik yang lain yang abadi, yaitu kehidupan akhirat. Dunia seumpama jalan yg harus dilalui, untuk itu jangan berhenti di tengah jalan karena akan membahayakan diri sendiri dan orang lain. Di tengah jalan mungkin akan dijumpai mobil dan kendaraan yang bagus dan mahal dan seolah tersenyum memanggil-manggil agar kita berhenti untuk menikmati kesenangan fatamorgana belaka. Di antara kenikmatan fatamorgana dunia adalah harta.

Harta telah menjadi norma bahkan tuhan. Harta menjadi tolok ukur dari segala-galanya. Kesopanan secara spontan bisa muncul karena harta, sebaliknya kejujuran bisa pudar juga karena harta. Ironisnya, saudara kandung bisa lupa kalau keduanya terlahir dari rahim yang sama, juga karena harta. Seorang haji juga melupakan tetesan air mata taubatnya di baitullah juga disebabkan harta. Para penerima amanah juga lupa dengan sumpahnya di bawah naungan Al-Quran, juga karena harta. Bahkan Allahpun ditipu juga karena harta. Na’uzubillah
Harta bisa mengubah segala -galanya, bahkan orang tua-pun serasa muda bila dihadapkan dengan harta sebagaimana telah diingatkan oleh Rasulullah SAW :

قَلْبُ الشَّيْخِ شَابٌّ عَلَىٰ حُبِّ اثْنَتَيْنِ : طُوْلُ الْـحَيَاةِ وَحُبُّ الْمَالِ
Hati orang yang tua renta senantiasa muda dalam mencintai dua perkara: hidup yang panjang dan cinta terhadap harta.. ( HR. Muslim)

Maka yang senantiasa sering dan terus menerus diminta manusia adalah harta (QS. Fushilat/41 : 49) sampai ketika menjelang kiamat-pun kecintaan dan keinginan manusia kepada harta semakin meningkat dan justru sebaliknya yang surut  adalah kedekatannya kepada Allah SWT, sebagaimana diisyaratkan Rasulullah SAW dalam haditsnya dari Ibnu Mas'ud :

اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَلَا يَزْدَادُ النَّاسُ عَلَى الدُّنْيَا إِلَّا حِرْصًا، وَلَا يَزْدَادُوْنَ مِنَ اللهِ إِلَّا بُعْدًا
Hari Kiamat semakin dekat, dan tidak bertambah (kemauan) manusia kepada dunia melainkan semakin rakus, dan tidak bertambah (kedekatan) mereka kepada Allâh melainkan semakin jauh. (HR. Hakim)

Maka tampaklah dari isyarat yang Rasul sampaikan, bahwa harta akan menjadi sumber kehancuran dan kehinaan seseorang. Dan seringkali seseorang ingin menggapai harta dengan menghalalkan segala malam cara dan tidak memedulikan norma dan aturan. Kolaborasi dengan berbagai macam pihak, kolusi penguasa dan pengusaha, menebar komisi di sana-sini, dan menstigmatisasi kepada sekelompok orang yang ingin menyadarkannya. Sudah hilang rasa malu mereka sehingga berbuat maksiat terang-terangan dan terus menerus. ( QS.Al Qiyamah/76 : 5) Tentu kita tidak habis pikir bagaimana seseorang bisa korupsi 271 trilyun sementara masyarakat mengeluh tingginya harga kebutuhan pokok. Rasanya tidak mungkin mega korupsi itu dilakukan hanya segelintir orang, melainkan melibatkan beberapa pihak. Maka sahihlah apa yang disabdakan Rasulullah SAW :

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِيْ الْـمَـالُ
Setiap ummat memiliki fitnah (ujian), dan fitnah ummatku adalah harta.(HR. Imam Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Hibban)

Dalam hadits riwayat Imam Ibnu Bazaar, Rasulullah SAW mengingatkan :

إِنَّمَا أَهْلَكَ مَـنْ كَـانَ قَبْلَكُمُ الدِّيْنَارُ وَالدِّرْهَمُ، وَهُمَا مُهْلِكَاكُمْ
Sesungguhnya dinar dan dirham telah membinasakan orang-orang sebelum kalian dan keduanya juga membinasakan kalian. 


Wallahu A'lam
Jakarta, 26 Ramadhan 1445 H.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEYAKINAN

13 Ramadhan 1446 H   Pada Kisah yang ke-25 dalam kitab  An Nawadir  Imam Qalyubi mengisahkan bahwa ada sekawanan penjahat yang tengah me...