11 Ramadhan 1446 H
Dinukil dari kitab
Uyunul
hikayah min qashashis sholihin wa nawadir Az Zahidin karya Ibnu al Jauzi, tercantum di dalamnya
kisah malaikat maut bersama orang kaya
sebagaimana dicerikatan oleh Yazid bin
Maisarah berkata;
Ada seorang di
masa lalu, telah mengumpulkan harta Yang banyak juga keturunan yang banyak
pula, sehingga dia merasa sangat kaya. Sehingga dia berkata kepada keluarganya,
"Kalian akan merasakan kehidupan yang sejahtera dalam waktu lama."
Namun
tiba-tiba malaikat pencabut nyawa datang kepadanya. Dia mengetuk pintu. Dan
para penghuni rumah itu pun datang membukakan pintu dan menemui malaikat
pencabut nyawa yang sedang menyamar sebagai orang miskin. Dia berkata kepada
mereka, "Tolong panggilhn tuan pemilik rumah ini."
Mereka menjawab, "Apakah layak tuan
kami keluar rumah hanya untuk menemui orang seperti dirimu?"
Malaikat pencabut nyawa berdiam sejenak.
Kemudian dia kembali mengetuk pintu. Dan kembali berkata seperti sebelumnya.
Dan menambahkan, "Beritahukan dia, bahwa saya malaikat pencabut nyawa."
Saat tuan rumah
mendengar perkataannya, maka dia-pun langsung terduduk gelisah. Dan si tuan rumah berkata kepada mereka,
"Berkatalah dengan lembut kepadanya."
Mereka bertanya, "Apakah engkau
menginginkan selain tuan kami?"
Dia menjawab, "Tidak."
Selanjutnya dia masuk ke rumah menemui orang itu dan berkata kepadanya, "Segeralah
beri wasiat yang engkau ingin beri wasiat, karena saya akan mencabut nyawamu
sebelum saya keluar rumahmu." Mendengar itu keluarganya pun berteriak
histeris dan menangis. Sementara orang itu segera berkata, "Bukalah
kotak-kotak dan brankas itu, dan buka juga tas penyimpanan harta, juga tempat
penyimpanan emas dan perak." Mereka pun segera membukanya seluruhnya-
Maka dia pun menghadap ke hartanya dan
melaknatnya serta mencaci makinya. Kemudian dia berkala, "Terlaknatlah
engkau, harta. Engkaulah yang membuat diriku melupakan Tuhanku-ku Tabaraka wa
Ta'ala, dan membuatku lalai untuk beramal bagi akhiratku, sehingga ajalku tiba."
Harta pun berkata; “Jangan mencaci
makiku. Bukankah engkau orang yang hina di mata manusia, kemudian saya
mengangkat derajatmu? Bukankah engkau melihat bagaimana pengaruhku padamu
sehingga engkau bisa masuk dalam lingkaran pergaulan para raja? Sedangkan
orang-orang saleh tidak bisa masuk? Bukankah denganku engkau bisa meminang
anak-anak raja dan dan engkau pun
dierima mereka? Sementara orang-orang saleh meminang perempuan yang sama tapi
mereka ditolak? Bukankah engkau yang menggunakanku untuk membiayai berhala dan
orang-orang kejam dan saya pun tidak menolak perintahmu? Dan jika engkau
gunakan saya untuk membiayai perjuangan fi sabilillah saya pun tidak akan
menolakmu? Namun engkau pada hari ini lebih tercela dari saya! Karena saya dan
engkau diciptakan dari tanah, maka siapa yang memilih berbuat baik, diapun
mendapat kebaikan. Sedangkan yang berbuat jahat, maka dia mendapat celaka.”
Seperti itulah harta berbicara, maka
berhati-hatilah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar