13 Ramadhan
1446 H
Pada Kisah yang
ke-25 dalam kitab An Nawadir Imam Qalyubi mengisahkan bahwa
ada sekawanan penjahat yang tengah merencanakan operasi di suatu malam hari.
Tatkala malam telah gelap-gulita, mereka langsung menuju asrama yang terletak
di gurun pasir (sahara). Mereka segera mengetok pintu asrama dan mengatakan
kepada pemilik asrama tersebut : "Kami adalah pasukan perang, jika
diperkenankan, kami ingin menginap di tempatmu malam ini". Tanpa
menaruh rasa curiga, sang pemilik asrama langsung membukakan pintu, lalu
mempersilahkan mereka masuk dan menjamunya. Pemilik asrama Melakukan semua ini
semata-mata ikhlash karena Allah dan mengharapkan berkah dari mereka sebagi
pasukan yang tengah berjihad. Si pemilik asrama ini mempunyai seorang anak
laki-laki yang lumpuh dan tidak mampu berdiri.
Setelah kawanan
penjahat tersebut kenyang dan beristirahat, maka sang pemilik asrama
buru-buru mengumpulkan bekas sisa-sisa makanan dan minuman mereka, lalu
memerintahkan kepada istrinya agar sisa makanan dan minuman itu diusapkan ke
sekujur tubuh sang anak, dengan harapan semoga Allah swt menyembuhkan sang anak
dari lumpuhnya sebab berkah dari pasukan perang itu. Maka si istri pun menuruti perkataan sang
suami.
Di pagi buta, para penjahat itu izin keluar
sebentar. Mereka menuju ke suatu tempat dan melakukan perampokan harta-benda.
Ketika sore tiba, mereka kembali ke tempat asrama tadi. Betapa herannya mereka, ketika melihat anak sang pemilik asrama
tersebut bisa berjalan dengan tegap. Mereka bertanya kepada pemilik markas:
"Bukankan anakmu ini lumpuh?" Dia menjawab: "ya,
kami telah mengambil bekas Sisa makanan dan minuman kalian, lalu kami usapkan
ke sekujur tubuhnya, ternyata Allah swt menyembuhkan lumpuhnya oleh sebab
berkah kalian semua".
Kontan para
penjahat tersebut langsung menangis, mereka mengatakan kepada pemilik
asrama: "Ketahuilah pak! Sesungguhnya kami bukanlah pasukan perang,
namun kami adalah para penjahat yang selalu melakukan perampokan".
Oleh karena
Allah swt telah menyembuhkan anakmu sebab niyatmu yang tuluss maka kami
sekarang insyaf dan bertaubat kepada Allah swt. Setelah peristiwa ini, mereka
semua bergabung pasukan perang betulan dan jadilah mereka para Mujahid di
jalan.
*****
Kisah ini
banyak memberikan pelajaran, setidaknya keyakinan menjadi pondasi dan
dasar keberhasilan seseorang. Ada pepatah arab الاعتقاد
اساس النجاح. Bahkan keyakinan yang akan meuwujudkan apa yang
diinginkan oleh seseorang. Oprah Winfrey pernah menuliskan “Anda tak
akan dapat yang anda inginkan, tetapi yang menjadi keyakinan Anda”.
Kata yang
membuat berdesir adalah keinginan dan keyakinan. Sebenarnya apa
bedanya? Bila kita bisa melihat sedikit lebih dalam, kata ingin dan yakin
adalah kata yang sama namun berbeda maksudnya. Kata yakin mungkin bisa diseoadankan
dengan kata iman yakni keyakinan, sedang dalam Islam sendiri ada Rukun
Iman yang harus diyakini mulai dari Iman kepada Alloh.
Terkait dengan keyakinan,
di awal ayat surah Al-Baqarah tertuang tentang keyakinan kepada yang
ghoib. Keyakinan kepada yang ghoib, mungkin bisa disamakan dengan keyakinan
akan masa depan, mimpi, harapan, cita-cita atau do’a kita. Hal ini karena apa
yang kita do’akan untuk masa depan kita adalah sesuatu yang ghoib atau banyak
orang berkata masa depan adalah misteri karena kita belum tahu bagaimana
nantinya. Namun ikhwal tentang keyakinan adalah sebagai sebuah penguatan
dalam diri akan do’a kita akan terwujud bahkan lebih indah nantinya. Oleh
karenanya, ada yang memberi nama baik bagi anaknya karena memiliki keyakinan
anaknya akan sesuai nama baiknya atau lebih baik.
Keyakinan adalah salah satu sebab terbesar yang membantu manusia dalam
beribadah, melakukan kegiatan yang dianjurkan, serta berani melakukan amar
ma'ruf nahi mungkar dan jihad di jalan Allah SWT. Hal ini karena keyakinan
dapat mencegah masuknya hawa nafsu dan keraguan ke dalam hati, serta
menghilangkan perasaan berat atau sulit yang mungkin dirasakan oleh jiwa dalam
melakukan beberapa ibadah. Ibnul Qayyim berkata:
والقلب متى استيقن ما أمامه من كرامة
الله وما أعد لأوليائه... زالت عنه الوحشة التي يجدها المتخلفون، ولان له ما
استوعره المترفون
“Dan hati,
ketika telah yakin tentang apa yang ada di hadapannya dari kemuliaan Allah dan
apa yang telah disiapkan untuk para wali-Nya... maka hilanglah perasaan
kesepian yang dirasakan oleh orang-orang yang tertinggal, dan hati menjadi
lebih lapang sehingga dapat menampung apa yang tidak dapat ditampung oleh
orang-orang yang berlebihan'."
Kalimat
tersebut menjelaskan pentingnya keyakinan dalam membantu manusia
senantiasa berprasangka baik dan menjadikan manusia memacu melakukan ibadah dan
kegiatan yang positif, serta menghilangkan perasaan kesepian dan keraguan.
Ibnu Qayyim
berkata: Aku mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:
بالصبر واليقين تنال الإمامة في الدين
ثم تلا قوله تعالى: " وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا
لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُون
“Dengan
kesabaran dan keyakinan seseorang meraih kepemimpinan dalam agama.” Kemudian ia
membacakan firman Allah SWT: “ Dan Kami jadikan di antara mereka
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, ketika mereka
bersabar dan yakin dengan ayat-ayat Kami.(QS. As Sajdah : 24)
Imam Sufyan Ats
Tsauri-pun mengatakan ;
لَوْ أَنَّ الْيَقِينَ وَقَعَ فِي الْقَلْبِ كَمَا يَنْبَغِي
لَطَارَتِ الْقُلُوبُ اشْتِيَاقًا إلَى الْجَنَّةِ وَخَوْفًا مِنَ النَّارِ
"Seandainya
keyakinan (yakin) itu benar-benar tertanam dalam hati sebagaimana mestinya,
niscaya hati-hati akan terbang karena rindu kepada surga dan takut kepada
neraka”
Wallahu a’lam.